Minggu, 04 Oktober 2009

Peranan dan pentingnya bahasa Indonesia dalam konsep ilmiah

Karya ilmiah adalah tulisan-tulisan yang beridikan tetang catatan ilmu pengetahuan yang disusun atas dasar menggali pegetahuan-pengatahuan lebih dalam. Dalam menulis karya ilmiah dibutuhkan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan EYD, karena karya ilmiah merupakan sumber ilmu yang akan dipakai sebagai referensi(rujukan) bagi karya lain. Jika sebuah karya ilmiah menggunakan bahasa yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, ditakutkan akan terjadi multipenafsiran pada tiap-tiap orang. Untuk mengantisipasi hal tersebut dibutuhkan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan kaidah yang berlaku. (sumber : baradh03)

Karya tulis ilmiah atau akademik menuntut kecermatan dalam penalaran dan bahasa. Dalam hal bahasa, karya tulis semacam itu (termasuk laporan penelitian) harus memenuhi ragam bahasa standar (formal) atau terpelajar dan bukan bahasa informalatau pergaulan. Sugono(1997) membagi ragam bahasa atas dasar media/sarana, penutur,dan pokok persoalan. Atas dasar media, ragam bahasa terdiri atas ragam bahasa lisan dan tulisan. Atas dasar penuturannya, terdapat beberapa ragam yang dialek, terpelajar, resmi, dan tak resmi. Dari segi pokok persoalan, ada berbagai ragam antara lain ilmu, hukum, niaga, jurnalistik, dan sastra.

Ragam bahasa karya tulis ilmiah/akademik hendaknya mengikuti ragam bahasa yang penuturnya adalah terpelajar dal bidang ilmu tertentu. Ragam bahasa ini mengikuti kaidah bahasa baku untuk menghindari ketaksaan atau ambiguitas makna karena karya tulis ilmiah tidak terikat oleh waktu. Dengan demikian, ragam bahasa karya tulis sedapat-dapatnya tidak mengandung bahsa yang sifatnya kontekstual seperti ragam bahasa jurnalistik. Tujuannya adalah agar karya tersebut dapat tetap dipahami oleh pembaca yang tidak berada dalam situasi atau konteks saat karya tersebut diterbitkan.

Masalah ilmiah biasanya menyangkut hal yang sifatnya abstrak atau konseptual yang sulit dicari alat peraga atau analoginya dengan keadaan nyata. Untuk mengungkapkan hal semacam itu, diperlukan struktur bahasa dan kosakata yang canggih. Ciri-ciri bahasa keilmuan adalah kemampuan untuk membedakan gagasan atau pengertian yang memang berbeda dan strukturnya yang baku dan cermat. Dengan karakteristik ini, suatu gagasan dapat terungkap dengan cermat tanpa kesalahan makna bagi penerimanya. Suharsono (2001) menyebutkan beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam karya tulis ilmiah berupa penelitian yaitu: Bermakna isinya, jelas uraiannya, berkesatuan yang bulat, singkat dan padat, memenuhi kaidah kebahasaan, memenuhi kaidah peulisan dan format karya ilmiah, dan komunikatif secara ilmiah.

Aspek komunikatif (keefektifan) hendaknya dicapai pada tingkat kecanggihan yang diharapkan dalah komunikasi ilmiah. Oleh karena itu, karya ilmiah tidak selayaknya membatasi diri untuk menggunakan bahasa (stuktur kalimat dan istilah) popular khususnya untuk komunikasi antarilmuan. Karena simbol bahasa harus diartikan atas dasar kaidah baku, karya ilmiah tidak harus mengikuti apa yang nyatanya digunakan atas popular dengan mengorbankan makna yang seharusnya. Bahasa keilmuan tidak selayaknya mengikuti kesalahkaprahan.(Sumber :suwardjono)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar