Rabu, 17 Februari 2010

Jagalah Air di Bumi Kita

Air dimasa depan mungkin akan menjadi barang langka. Oleh karena itu keberadaan air yang merupakan zat esensial dalam kehidupan sehari-hari perlu dihemat.
Bencana alam didunia ini paling banyak di akibatkan oleh air. Namun,semua bencana itu adalah sebagian dari buah perlakuan kita terhadap air yang salah. Seperti pepatah” air sedikit jadi kawan, air besar jadi musuh”. Jika ditelaah ada tiga macam bencana berkaitan dengan air, yaitu kekurangan air, kelebihan air (banjir), dan penyakit bawaan air.
Keprihatinan Negara-negar didunia terhadap keberadaan sumber daya air (SDA) dewasaini semakin menggejolak. Cadangan air seiring bertambahnya jumlah penduduk dirasakan semakin berkurang kapasitasnya.
Hasil penelitian menunjukan, 1kg beras membutuhkan 4 ribu liter air (4 m3). Bahkan lembaga kemitraan air dunia mencatat lebih dari 2 miliar manusia atau lebih dari 30 persen penduduk dunia di 44 negara, mengalami kekurangan air.
Begitu pula, separuh penduduk bumi terancam rawan wabah penyakit akibat sumber air yang tercemar. Yang lebih memprihatinkan lagi 90 persen peristiwa bencana alam dimuka bumi pada tahun 1990an terkait dengan masalah air.
Ironisnya, Indonesia sebagai Negara kelima yang memiliki cadangan air terbesar, di beberapa daerah dan waktu tertentu mengalami kelangkaan air. Berdasarkan fenomena itu maka Negara-negara diseluruh dunia menghimbau dan menyerukan kepada penduduk bumi pada setiap peringatan hari Air Dunia tanggal 22 maret untuk mengambil langkah-langkah penyelamatan air, demi generasi mendatang.
Perilaku yang perlu menjadi budaya ditengah masyarakat adalahkesadaran akan pentingnya penghematan sumberdaya alam, penghematan sumber daya air, tidak mencemari air, pemanfaatan air hujan, dan peresapan iar hujan kedalam tanah.
Penghematan adalah upaya mengurangi pemakaian sumberdaya alam yang dirasa kurang penting atau pemanfaatan kembali (daur ulang) setiap barang yang masih bias digunakan dapat menjadi bagian dari penghematan air.
• Penghematan sumberdaya air
Hemat iar, hemat biaya. Bukan hanya slogan dari PDAM. Karena dalam kehidupan kita tidak terlepas dari air sebagai nilai industry. Mari kita perhatikan proses tersedianya iar dihadapan kita. Banyak sekali biaya dan energy yang terbuang, mulai dari investasi bangunan air (waduk, sungai, dam, dan sebagainya), penggunaan listrik dan pompa, pemakaian bahan kimia, investasi bangunan pengolahan air, investasi jaringan pipa air, dan biaya operasi dan perawatan system penyediaan air. Bila setiap orang melakukan langkah penghematan air, akan banyak biaya yang dapat dihemat dan pelayanan air bersih dapat diperluas kepada masyarakat yang selama ini belum menikmati pelayanan air bersih.
• Perbaikan kualitas air
Setiap aktifitas manusia pasti menghasilakan limbah yang secara langsung atau tidak langsung, akan mencemari perairan. Budaya yang mengakar cukup kuat ditengah masyarakat adalah menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan. Air bekas mandi, cuci, sampah, limbah industry semuanya di buang kesungai. Memang sulit sekali mengubah kebudayaan ini. Upaya yang mungkin dilakukan adalah meminimumkan jumlah limbah yang mengolah limbah hingga ketingkat yang aman dan tidak mencemari perairan.
• Pemanfaatan air hujan
Air hujan merupakan air gratis dari langit yang tidak banyak dimanfaatkan. Tapi bila hal ini dilakukan, maka cukup besar manfaat yang akan diperoleh; penghematan sumberdaya air, penghematan pemakaian air PDAM, mengurangi kemungkinan banjir dan sebagainya.
Untuk sekedar menggelontor kloset, menyiram tanaman, atau mengisi kolam ikan, tidak perlu air dengan kualitas seperti air minum. Disinilah air hujan dapat menggantikan air PDAM. Setiap rumah, kantor, hotel, industri dapat membuat bak penampung air hujan dan digunakan untuk keperluan di atas. Pada musim kemarau, bila cadangan air hujan telah habis dapat diganti dengan air tanah atau yang lain.
• Persesapan air hujan
Banjir sering disebabkan oleh daya tamping saluran drainase yang tidak cukup. Ada cara yang cukup efektif dalam mengatasi masalah ini bila dikerjakan oleh seluruh masyarakat, yaitu setiap rumah wajib membuat sumur resapan untuk meresapkan air hujan yang jauh di pekarangan rumahnya. Peresapan air hujan kedalam tanah mampu mengurangi volume limpasan permukaan, sehingga banjir dapat dikurangi. Disisi lain, upaya ini sangat bermanfaat bagi penambahan cadangan air tanah, sekaligus menghambat intrusi air laut.
(sumber : wijayakarta, edisi 5, september 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar